Hi! Memasuki hari kedua kelas menulis, malam ini aku mengirimkan PR dengan tema digital banking. Udah pada familiar dong pasti dengan Jenius dan Digibank? Nah, ditulisan kali ini aku berusaha compare kedua bank berbasis mobile tersebut sesuai dengan pengalaman aku pribadi. Semoga suka yah! :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dewasa ini, teknologi semakin menawarkan kemudahannya. Mulai dari beli makan lewat aplikasi, panggil jasa bersih-bersih rumah pakai aplikasi, hingga tukang pijat pun bisa dipesan menggunakan aplikasi. Semua kegiatan saat ini bisa teratasi hanya bermodal smartphone canggih dan kuota internet tanpa perlu beranjak keluar rumah atau kantor. Kemudahan tersebut juga menyasar pada sektor perbankan. Dunia perbankan awalnya mengharuskan nasabah untuk datang ke kantor cabang ketika hendak membuka tabungan, menabung, melakukan transaksi kirim uang (red: transfer), atau sekedar menyampaikan keluhan kepada customer service. Kesibukan pekerja kantoran yang memiliki jam kerja sama dengan pegawai bank cukup terbantu dengan adanya mesin ATM (Automated Teller Machine) dan mesin CDM (Cash Deposit Machine) yang tersebar di sekitar daerah kantor, aplikasi mobile banking yang memadai atau fasilitas weekend banking yang terdapat di beberapa mall ternama di pusat kota. Namun ternyata penawaran kemudahan yang diberikan masih menyulitkan nasabah dan mengharuskan mereka menyingkirkan sejenak pekerjaannya jika ingin melakukan aktivitas perbankan, contohnya adalah membuka rekening baru dan mencetak rekening koran.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dewasa ini, teknologi semakin menawarkan kemudahannya. Mulai dari beli makan lewat aplikasi, panggil jasa bersih-bersih rumah pakai aplikasi, hingga tukang pijat pun bisa dipesan menggunakan aplikasi. Semua kegiatan saat ini bisa teratasi hanya bermodal smartphone canggih dan kuota internet tanpa perlu beranjak keluar rumah atau kantor. Kemudahan tersebut juga menyasar pada sektor perbankan. Dunia perbankan awalnya mengharuskan nasabah untuk datang ke kantor cabang ketika hendak membuka tabungan, menabung, melakukan transaksi kirim uang (red: transfer), atau sekedar menyampaikan keluhan kepada customer service. Kesibukan pekerja kantoran yang memiliki jam kerja sama dengan pegawai bank cukup terbantu dengan adanya mesin ATM (Automated Teller Machine) dan mesin CDM (Cash Deposit Machine) yang tersebar di sekitar daerah kantor, aplikasi mobile banking yang memadai atau fasilitas weekend banking yang terdapat di beberapa mall ternama di pusat kota. Namun ternyata penawaran kemudahan yang diberikan masih menyulitkan nasabah dan mengharuskan mereka menyingkirkan sejenak pekerjaannya jika ingin melakukan aktivitas perbankan, contohnya adalah membuka rekening baru dan mencetak rekening koran.
Melihat kegelisahan tersebut,
dua bank swasta membuat formula digital
banking dengan hanya mengandalkan smartphone
dan internet sebagai solusi utama dari permasalahan perbankan di era
digitalisasi ini. Kedua bank swasta tersebut adalah Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) dengan aplikasi Jenius dan The
Development Bank of Singapore (Bank DBS Indonesia) dengan aplikasi
Digibank. BTPN awalnya dikenal sebagai bank yang membantu meringankan beban
ekonomi para pensiunan, sementara DBS Indonesia merupakan bagian dari kelompok
usaha DBS Group di Singapura dan awalnya bernama Bank Mitsubishi Buana.
Meskipun dikenal sebagai bank pensiunan yang sangat identik dengan orang tua,
BTPN memberanikan diri untuk menggebrak sektor perbankan dengan meluncurkan Jenius pada Agustus 2016. Satu tahun
setelahnya, tepatnya pada Agustus 2017, DBS yang lebih dianggap sebagai bank anak
muda tentunya tidak mau ketinggalan. Mereka membuat Digibank sebagai sebuah langkah revolusioner agar nasabah dapat
menikmati cara baru dalam melakukan aktivitas perbankan.
Terobosan bank berbasis mobile dan waktu peluncuran yang tidak
terlalu jauh dari kedua bank swasta tersebut tentunya sedikit membuat nasabah
kebingungan dalam memilih. Tetapi tidak sedikit juga yang melakukan pembukaan
rekening di keduanya, salah satunya adalah saya. Selain rekening yang digunakan
sebagai payrol perusahaan, rekening
wajib yang selalu saya gunakan adalah Jenius dan Digibank. Karena sudah
menggunakan keduanya kurang lebih satu tahun belakangan, saya akan sedikit
bercerita mengenai bagaimana cara membuat kedua rekening, apa kelebihan dan
kekurangan masing-masing digital banking,
serta promo dan keuntungan yang bisa kita dapatkan.
Saya mengaktifkan Jenius
delapan bulan lebih dulu daripada Digibank. Kesan pertama saat membuka Jenius
adalah SPEKTAKULER! Bagaimana,
tidak? Saya cukup duduk manis sembari memberikan identitas, mengunduh aplikasi,
dan memverifikasi nomor telepon yang didaftarkan kepada tim promosi Jenius.
Kurang lebih lima menit semua sudah selesai dan saya mendapatkan satu buah
kartu ATM berlogo VISA. Tidak hanya itu, saat melakukan pendaftaran dengan
mengisi saldo awal sebesar satu juta rupiah, saya berkesempatan untuk
mendapatkan dua tiket bioskop senilai seratus ribu rupiah secara cuma-cuma.
Beberapa kemudahan yang ditawarkan oleh Jenius antara lain, tidak ada potongan
biaya perbulan, gratis transfer ke bank lain dan tarik tunai di ATM mana saja, rekening
koran bisa segera dicetak jika dibutuhkan, dan terdapat fasilitas chatting yang terhubung oleh customer service ketika ada keluhan.
Digibank pun menawarkan kemudahan yang serupa. Hanya saja, menurut saya
pribadi, kartu ATM yang diterbitkan cenderung lebih elegan Jenius. Sewaktu
membuka Digibank, saya juga berkesempatan untuk mendapatkan voucher uang elektronik sebesar seratus
ribu rupiah melalui kode promo yang ditawarkan oleh pihak Digibank.
Dari segi interface aplikasi, juara di hati saya
adalah Jenius. Perpaduan warna biru muda di aplikasi Jenius menggambarkan
ketenangan daripada warna merah dan kuning di aplikasi Digibank. Selain itu,
yang ditawarkan oleh Jenius lebih lengkap mulai dari flexi saver (fleksibilitas untuk tarik dan setor dana kapan saja), dream saver (tabungan berjangka untuk
mewujudkan mimpi nasabah), dan maxi saver
(deposito dengan termin tertentu). Ketiga saver
tersebut apabila diberhentikan sewaktu-waktu tidak akan dikenai biaya pinalti. Namun,
pembukaan deposito minimal oleh Jenius adalah sepuluh juta rupiah. Sementara
Digibank hanya memiliki fitur tabungan berjangka dan deposito termin tertentu
dengan pembukaan minimal adalah lima juta rupiah. Baik Jenius maupun Digibank
memiliki interest rate hampir sama,
yaitu antara 5,50% hingga 6,00% per
annual tergantung dari suku bunga yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Kedua inovasi dari bank
swasta tersebut tentunya diiringi dengan banyaknya promo menarik yang
ditawarkan agar nasabah mau “melirik” hanya untuk sekedar membuka rekening
tanpa mengisi saldo awal. Aktivitas promosi marketing yang ditawarkan oleh
Jenius lebih mengarah kepada diskon pembelian di sebuah tempat makan atau department store, salah satunya adalah everyyay, dimana setiap hari nasabah
bisa mendapatkan tawaran menarik dari merchant
yang bekerja sama dengan Jenius. Sementara Digibank bermain dalam ranah promosi
cashback atau mendapatkan “uang kembalian” jika nasabah melakukan transaksi
pengisian uang elektronik atau transportasi online melalui aplikasinya. Yang
tidak kalah penting dari berbagai kemudahan yang ditawarkan adalah keduanya
mempunyai “wadah” untuk nasabah berkreasi. Jenius dengan cocreate.id-nya yang
selalu mengadakan event talkshow
seputar financial planning, dan
Digibank dengan komunitas kopigrafi-nya yang selalu mengadakan kuis dengan
nominal hadiah yang cukup membuat mata berbinar.
Jenius atau Digibank
adalah pilihan. Bisa salah satu, bisa keduanya. Digital banking sangat tidak
menyulitkan nasabahnya, malah membantu agar kita terbiasa menabung tanpa banyak
babibu. Semoga paparan yang saya sampaikan dapat membuat para pembaca semakin
mantap dan yakin untuk membuat rekening dari bank berbasis mobile tersebut.
No comments:
Post a Comment