Pages

August 14, 2018

Bring Your Tumbler, Use A Stainless Straw (Tema ICARE: Eco-Friendly)

Hi! Untuk PR tulisan hari ke-5 aku nggak post karena idenya sama persis seperti tulisan aku sewaktu mau bergabung pertama kali di BEM KM UGM (padahal nggak sempet bikin baru karena full day acara pemaparan TMO di rakernas dilanjut rakernas KFTD dan pake acara pindah hotel segala). Terus tiba-tiba diubah jadi tema ICARE-nya maju. Jadi aku mendadak banget bikin tulisan tentang budaya perusahaan itu. Untung boleh ngacak. Aku pilih value Eco-Friendly dulu yang menurut aku lumayan mudah. Feedback yang didapat sih sudah bagus, tapi benang merah kesimpulannya belum begitu terlihat. Kalau menurut kalian gimana?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Meningkatnya jumlah pekerja dan mahasiswa di beberapa kota besar membuat kedai kopi semakin menjamur di setiap sudutnya. Kedai kopi menyasar semua kalangan. Mulai dari kaum millenials, gen Y, hingga gen X yang masih produktif untuk sekedar mengerjakan tugas, mengadakan meeting dengan client, ataupun hanya sekedar nongkrong bersama sahabat. Maraknya kedai kopi yang buka untuk memenuhi demand yang ada tentunya seiring dengan tungginya penggunaan plastik untuk cup atau sedotan. Para pekerja kopi tersebut mungkin tahu apa dampak yang akan terjadi kedepannya dengan limbah plastik yang mereka gunakan, tapi berusaha membutakan mata dan menulikan telinga karena mengikuti kebutuhan pasar. Padahal dampak yang akan terjadi sangatlah buruk, salah satunya adalah menghambat pertumbuhan akar tanaman dalam tanah dan peresapannya sehingga mengurangi jumlah mineral yang masuk ke tanah. Tentunya sudah dapat dibayangkan apabila jumlah limbah plastik yang tidak terbiodegrasi semakin bertambah tiap tahunnya maka akan banyak sampah plastik menumpuk di masa mendatang.
Beberapa kedai kopi menyiasati hal tersebut dengan mengeluarkan tumbler series khas kedai mereka. Dengan embel-embel nama kedai kopi yang terpampang nyata di tumbler, mereka mengandalkan elektabilitas kedai untuk merubah gaya hidup para peninum kopi. Siasat tersebut dilakukan agar masih ada kebanggaan dari penikmat kopi langganan kedai itu. Selain itu juga agar sampah-sampah cup bekas kopi tak lagi berserakan di area kedai mereka. Hal tersebut juga sudah diikuti oleh industri food and beverage untuk menanggulangi limbah plastik. Bahkan beberapa kedai kopi juga memberikan promo marketing bagi para pecinta kopi jika membeli dengan menggunakan tumbler. Meskipun cara tersebut belum efektif karena masih ada beberapa yang menggunakan cup saat membeli kopi.
Ketika penggunaan cup kopi sudah mulai diminimalisir, beberapa komunitas peduli lingkungan mulai resah dan menyuarakan limbah plastik yang semakin bertambah karena penggunaan sedotan plastik yang masih kerap digunakan. Pembelian kopi memang sudah menggunakan tumbler, tetapi cara mereka menikmati kopinya tetap menggunakan bahan berbahan plastik. Dengan begitu limbah plastik juga akan tetap bertambah setiap tahunnya. Beberapa bulan yang lalu, saya dengar ada sebuah komunitas peduli lingkungan menyuarakan untuk menggunakan sedotan dari kertas maupun stainless steel. Penggunaan sedotan kertas masih menuai pro dan kontra karena berasal dari alam (red: pepohonan), tetapi penggunaan sedotan berbahan dasar stainless saat ini tengah naik daun. Beberapa selebgram juga ikut dalam aksi penggunaan sedotan dengan bahan stainless. Namun, sedotan stainless tersebut saya lihat belum tersedia di beberapa kedai kopi. Kemungkinan karena para pencinta kopi belum peka dan belum merasa membutuhkannya.
Saya pribadi sudah dibiasakan membawa tumbler ketika berpergian bahkan ke tempat kerja sekalipun. Saat ini sedang belajar untuk rajin membawa sedotan stainless karena belum banyaknya online shop yang menjual beserta tempat sedotannya, sehingga kalau dibawa akan kotor serta terkesan berantakan di dalam tas. Tetapi bisa dibayangkan jika setiap orang membawa tumbler dan sedotan stainless masing-masing, maka limbah plastik tidak akan terus menumpuk setiap tahunnya. Para pekerja di kedai kopi juga tidak akan mengeluh ketika para pembeli tidak membuang sampah cup kopi ketika selesai. Mari kita biasakan agar alam tetap lestari di masa depan.

No comments:

Post a Comment