Posting kali ini masih dalam rangka tugas magang BEM KMFA, tapi untuk yang minggu kedua. Topiknya adalah Pergerakan Mahasiswa UGM. Langsung dibaca aja ya di bawah sini :)
Pergerakan Mahasiswa UGM
Pergerakan mahasiswa UGM mempunyai
alur cerita yang begitu panjang. Para aktivis UGM masa lalu telah mengubah
peradaban mahasiswa Indonesia masa kini. Sejarah pergerakan mahasiswa UGM
dimulai pada
awal tahun 1990 sebagai reaksi penolakan atas dicabutnya kebijakan
NKK/BKK oleh Fuad Hasan, Mendikbud saat itu. Mahasiswa menuntut organisasi
kampus yang mandiri dan bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk
birokrasi kampus. Sehingga tidak mengherankan bila akhirnya berdiri Dewan
Mahasiswa (DEMA) di UGM tahun 1991 yang kemudian diikuti oleh berbagai
perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi
kemahasiswaan alternatif yang independen. Jadi dapat dikatakan UGM sebagai
pelopor pergerakan organisasi mahasiswa yang bebas dari pengaruh birokrasi
kampus dan negara.
Pada saat itu kehadiran
DEMA dikatakan cukup radikal sehingga pemerintah merasa terancam, maka secara
paksa pemerintah menggantinya dengan Senat Mahasiswa (SEMA). Pada 1978 terjadi
demontrasi besar-besaran menolak pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden.
Pasca peristiwa tersebut, pemerintah memberlakukan Normalisasi Kehidupan Kampus
(NKK). Hal itu tidak membuat pergerakan mahasiswa menjadi terhenti. Pada tahun
1980 pemerintah Orde Baru memberlakukan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
BKK menggantikan DEMA yang diketuai oleh Pembantu Rektor III Bagian
Kemahasiswaan. Sementara itu, mahasiswa dikonsentrasikan di tingkat fakultas di
bawah Senat Mahasiswa (SEMA) dan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) tingkat
fakultas tanpa adanya pola koordinasi dan komunikasi di tingkat universitas.
Pada kurun waktu 1987 – 1989, BKK diganti menjadi Forum Komunikasi SEMA BPM
se-UGM. Kemudian pada kurun waktu 1989 – 1990 setelah diadakannya pemilu SEMA
BPM, keberadaan Forum Komunikasi SEMA BPM diperluas dengan merangkul Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selanjutnya, berkembang lagi menjadi Forum Komunikasi
Kegiatan Mahasiswa (FKM) yang disahkan dengan SK Rektor.
Seiring waktu FKM
diganti menjadi kembali menjadi Senat Mahasiswa (SM) pada Kongres I SM UGM
tahun 1990. Tahun 1992 dilaksanakan Kongres II SM UGM yang merupakan tonggak
lahirnya Keluarga Mahasiswa (KM) UGM. Hal tersebut tidak berjalan dengan mulus,
namun banyak dilakukan perbaikan salah satunya dengan memposisikan Senat
Mahasiswa sebagai Lembaga Legislatif, Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai Lembaga
Eksekutif, dan Kongres sebagai Forum Pemegang Kedaulatan Tertinggi mahasiswa
UGM. Kongres IV SM UGM yang diselenggarakan pada 1994 menetapkan adanya
pemisahan UKM dari KM UGM. Sejak saat itu, UKM menjadi entitas tersendiri yang
bertanggung jawab langsung pada rektorat. Dalam kongres tersebut juga sebagian
besar peserta melontarkan ide untuk menghidupkan kembali DEMA sebagai pengganti
KM UGM. Menurut mereka independensi DEMA lebih menjanjikan daripada KM UGM.
Tapi akhirnya bentuk KM UGM tetap dipertahankan dengan melakukan berbagai
pengembangan dan penyempurnaan. Selanjutnya, ditetapkan juga bahwa BEM UGM
sebagai Lembaga Eksekutif yang bertanggung jawab pada Kongres.
Peran mahasiswa UGM
dalam pergerakan nasional sangat banyak. Salah satu mahasiswa Fakultas Filsafat
UGM bernama Andi Munajat menciptakan lagu berjudul Darah Juang. Lagu ini
dikerjakan bersama John Sonny Tobing, Ketua KM UGM pertama, yang merupakan mahasiswa
Fakultas Filsafat UGM tahun 1990. Konon ceritanya lagu ini adalah lagu
perjuangan mahasiswa Indonesia yang lahir pada masa tumbangnya orde baru atau
lahirnya reformasi. Lagu ini sekarang sering dinyanyikan mahasiswa-mahasiswa,
tak hanya di Yogyakarta, tapi juga di kota-kota lain. Seorang aktivis alumni Fakultas
Hukum bernama Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri juga memiliki peran yang
sangat penting dalam pergerakan mahasiswa UGM masa itu. Beliau adalah salah
satu pelopor diadakannya KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Kita sebagai generasi
masa depan harus bisa meneruskan perjuangan generasi sebelumnya yang telah
melakukan banyak perubahan untuk kampus bahkan untuk negeri kita tercinta.
Marilah segala aktivitas di dalam gerakan organisasi mahasiswa yang kita tekuni
murni didasarkan pada keinginan untuk melakukan perubahan kondisi yang lebih
baik, jangan hanya sekadar sebagai batu loncatan meraih kekuasaan atau
kedekatan politik dengan pusat kekuasaan saja. Masa depan rakyat, bangsa dan
negara yang adil, makmur, dan sejahtera ada di tangan kita.
Hidup Mahasiswa
Gadjah Mada!
dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment