Pages

October 17, 2012

Pergerakan Mahasiswa UGM

Hai kita ketemu lagi!
Posting kali ini masih dalam rangka tugas magang BEM KMFA, tapi untuk yang minggu kedua. Topiknya adalah Pergerakan Mahasiswa UGM. Langsung dibaca aja ya di bawah sini :)



Pergerakan Mahasiswa UGM

Pergerakan mahasiswa UGM mempunyai alur cerita yang begitu panjang. Para aktivis UGM masa lalu telah mengubah peradaban mahasiswa Indonesia masa kini. Sejarah pergerakan mahasiswa UGM dimulai pada awal tahun 1990 sebagai reaksi penolakan atas dicabutnya  kebijakan NKK/BKK oleh Fuad Hasan, Mendikbud saat itu. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri dan bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Sehingga tidak mengherankan bila akhirnya berdiri Dewan Mahasiswa (DEMA) di UGM tahun 1991 yang kemudian diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi kemahasiswaan alternatif yang independen. Jadi dapat dikatakan UGM sebagai pelopor pergerakan organisasi mahasiswa yang bebas dari pengaruh birokrasi kampus dan negara.
Pada saat itu kehadiran DEMA dikatakan cukup radikal sehingga pemerintah merasa terancam, maka secara paksa pemerintah menggantinya dengan Senat Mahasiswa (SEMA). Pada 1978 terjadi demontrasi besar-besaran menolak pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden. Pasca peristiwa tersebut, pemerintah memberlakukan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Hal itu tidak membuat pergerakan mahasiswa menjadi terhenti. Pada tahun 1980 pemerintah Orde Baru memberlakukan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK). BKK menggantikan DEMA yang diketuai oleh Pembantu Rektor III Bagian Kemahasiswaan. Sementara itu, mahasiswa dikonsentrasikan di tingkat fakultas di bawah Senat Mahasiswa (SEMA) dan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) tingkat fakultas tanpa adanya pola koordinasi dan komunikasi di tingkat universitas. Pada kurun waktu 1987 – 1989, BKK diganti menjadi Forum Komunikasi SEMA BPM se-UGM. Kemudian pada kurun waktu 1989 – 1990 setelah diadakannya pemilu SEMA BPM, keberadaan Forum Komunikasi SEMA BPM diperluas dengan merangkul Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selanjutnya, berkembang lagi menjadi Forum Komunikasi Kegiatan Mahasiswa (FKM) yang disahkan dengan SK Rektor.
Seiring waktu FKM diganti menjadi kembali menjadi Senat Mahasiswa (SM) pada Kongres I SM UGM tahun 1990. Tahun 1992 dilaksanakan Kongres II SM UGM yang merupakan tonggak lahirnya Keluarga Mahasiswa (KM) UGM. Hal tersebut tidak berjalan dengan mulus, namun banyak dilakukan perbaikan salah satunya dengan memposisikan Senat Mahasiswa sebagai Lembaga Legislatif, Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai Lembaga Eksekutif, dan Kongres sebagai Forum Pemegang Kedaulatan Tertinggi mahasiswa UGM. Kongres IV SM UGM yang diselenggarakan pada 1994 menetapkan adanya pemisahan UKM dari KM UGM. Sejak saat itu, UKM menjadi entitas tersendiri yang bertanggung jawab langsung pada rektorat. Dalam kongres tersebut juga sebagian besar peserta melontarkan ide untuk menghidupkan kembali DEMA sebagai pengganti KM UGM. Menurut mereka independensi DEMA lebih menjanjikan daripada KM UGM. Tapi akhirnya bentuk KM UGM tetap dipertahankan dengan melakukan berbagai pengembangan dan penyempurnaan. Selanjutnya, ditetapkan juga bahwa BEM UGM sebagai Lembaga Eksekutif yang bertanggung jawab pada Kongres.
Peran mahasiswa UGM dalam pergerakan nasional sangat banyak. Salah satu mahasiswa Fakultas Filsafat UGM bernama Andi Munajat menciptakan lagu berjudul Darah Juang. Lagu ini dikerjakan bersama John Sonny Tobing, Ketua KM UGM pertama, yang merupakan mahasiswa Fakultas Filsafat UGM tahun 1990. Konon ceritanya lagu ini adalah lagu perjuangan mahasiswa Indonesia yang lahir pada masa tumbangnya orde baru atau lahirnya reformasi. Lagu ini sekarang sering dinyanyikan mahasiswa-mahasiswa, tak hanya di Yogyakarta, tapi juga di kota-kota lain. Seorang aktivis alumni Fakultas Hukum bernama Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri juga memiliki peran yang sangat penting dalam pergerakan mahasiswa UGM masa itu. Beliau adalah salah satu pelopor diadakannya KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Kita sebagai generasi masa depan harus bisa meneruskan perjuangan generasi sebelumnya yang telah melakukan banyak perubahan untuk kampus bahkan untuk negeri kita tercinta. Marilah segala aktivitas di dalam gerakan organisasi mahasiswa yang kita tekuni murni didasarkan pada keinginan untuk melakukan perubahan kondisi yang lebih baik, jangan hanya sekadar sebagai batu loncatan meraih kekuasaan atau kedekatan politik dengan pusat kekuasaan saja. Masa depan rakyat, bangsa dan negara yang adil, makmur, dan sejahtera ada di tangan kita.
Hidup Mahasiswa Gadjah Mada!

dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment