Tebak aku nemu apa? JENG JENG JENG JENG!!! Salah satu cerpen yang pernah di tempel di majalah dinding pas SMP. Bikin keinget, bikin cekikikan, bikin mikir "buset ternyata jalan cerita 3 bulan yang lalu hampir sama kayak 3 tahun yang lalu." Hahahaha sial~ nih bentukannya tulisan seorang Dea sewaktu kelas 3 SMP. Jangan ketawa...maksudnya jangan ketawa pelan, ngekek aja! :p
Valentine without Love
“Aaaaargh! Valentine gagal gara-gara kamu! Huh! Kenapa semua harus
berakhir secepat ini? Aku tau kamu bosen sama aku, tapi seenggaknya kamu
ngertiin aku dong!” Vinna marah-marah sendiri sambil menatap foto
pacarnya atau lebih tepatnya mantan pacarnya, Graha.
“Sabaaaar, aduh sabar sayaang. Lagian masih banyak yang suka sama
kamu kan? Koleksi mantanmu kan banyak tuh, bisa dibuat kesebelasan
malah,” Tata berusaha membangkitkan semangat sahabatnya itu.
“Tapi ini beda! Dia pacar terlamaku! Setahun! Bayangin, Ta! Setahun
itu bukan waktu yang singkat!” Kecewa. Kesal. Dan marah. “Lagian ini
mau valentine, oh shit! This is my fucklentine now!”
“Pasti ada hikmahnya kali, Vinn! Udah tenang aja kali, Graha juga
nggak bakal mau lah ngelepas kamu sepenuhnya. Paling dia juga sama kayak
mantanmu yang lain.”
Vinna terdiam. Miss Perfect,
julukan buat dia selama ini kini cuma tinggal bayang-bayang! Gimang
enggak? Seorang Vinnany Anggita menangis cuma karena Grahayudi Lananta,
pemain basket andalan SMA Bangsa.
Kasihku, sampai disini
Kisah kita, jangan tangisi keadaannya
Bukan karena kita berbeda
Dengarkan dengarkan lagu
Lagu ini melodi rintihan hati ini
Kisah kita …..
“Berakhiiirrr
di Januari….” Vinna dan Tata mengikutinya. Kompak. Namun dengan
ekspresi yang berbeda. Tata dengan senyuman seolah mengejek dan berkata
masih-ada-cowok-yang-lebih-baik-dari-Graha, dan Vinna yang terus
menyanyikan lagu itu dengan terisak.
“Nah!
Tuh si Glenn Ferdly aja bilang jangan tangisi keadaannya. Udahlah!
Stop! Vinna Miss Nyaris Sempurna nangis gara-gara cowok? Nggak banget
deh!”
“Radio
sialan! Udah tau aku lagi patah hati gini malah nyetel lagu metal
begitu!” Vinna ngomel-ngomel sendiri. Marah nggak jelas yang cuma bakal
buang-buang tenaga.
Dua minggu kemudian…
Vinna is back! Miss Perfect yang dulu ceria kini udah kembali. Valentine tinggal sehari lagi. Vinna udah punya planning khusus buat ngerayain Valentine yang datang tepat di hari sabtu, malam minggu. HUH! Udah dua kali hari sabtu dilewati Vinna tanpa Graha, tanpa motor gedenya yang selalu mengklakson Vinna sebagai tanda bahwa Graha sudah berada di depan rumahnya. Sepi. Itu yang dirasakan Vinna. Mencoba tersenyum dihadapan teman-teman baiknya nggak sulit kok, berpura-pura melupakan Graha dan mencuri pandang saat Graha bermain basket juga mudah. Hanya saja kini hatinya kosong. No ay no ndut, panggilan sayang dari Graha buat Vinna. Nggak ada lagi yang nanyain, “Ay, udah makan belom? Aku nggak mau ya kamu merintih kesakitan gara-gara perutmu lupa diisi.” Nggak ada lagi yang bilang, “Good night, nice dream, sleep tight, I’ll always love you.” Vinna tersenyum miris, merindukan saat-saat itu. Saat dimana Graha merasakan apa yang Vinna rasakan. Saat dimana hati mereka berdua menyatu.
Vinna is back! Miss Perfect yang dulu ceria kini udah kembali. Valentine tinggal sehari lagi. Vinna udah punya planning khusus buat ngerayain Valentine yang datang tepat di hari sabtu, malam minggu. HUH! Udah dua kali hari sabtu dilewati Vinna tanpa Graha, tanpa motor gedenya yang selalu mengklakson Vinna sebagai tanda bahwa Graha sudah berada di depan rumahnya. Sepi. Itu yang dirasakan Vinna. Mencoba tersenyum dihadapan teman-teman baiknya nggak sulit kok, berpura-pura melupakan Graha dan mencuri pandang saat Graha bermain basket juga mudah. Hanya saja kini hatinya kosong. No ay no ndut, panggilan sayang dari Graha buat Vinna. Nggak ada lagi yang nanyain, “Ay, udah makan belom? Aku nggak mau ya kamu merintih kesakitan gara-gara perutmu lupa diisi.” Nggak ada lagi yang bilang, “Good night, nice dream, sleep tight, I’ll always love you.” Vinna tersenyum miris, merindukan saat-saat itu. Saat dimana Graha merasakan apa yang Vinna rasakan. Saat dimana hati mereka berdua menyatu.
“Tuhan
bila masih ku diberi kesempatan.. ijinkan aku untuk mencintainya.. namun
bila waktuku telah habis dengannya.. biarkan cinta ini.. hidup untuk
sekali ini saja.” Vinna terkejut, dia pikir ini masih dalam khayalannya. Suara nyanyian koor
itu mampu membuat bibir Vinna tersungging. Abi, Azmi, Boby, Damar,
Dani, Dion, Gareza, Ikhsan, Maulana, Rizka, dan Efrida –yang lebih
sering Vinna panggil dengan nama Tata- telah bersusah payah menghibur
Vinna.
“Makasih, kalian semua baik,” kata Vinna pelan.
“Makanya jangan sedih terus, mending happy,” Boby berpendapat.
“Yap! Tenangno Pikermu.” Kali ini Dani. Mau nggak mau Vinna tertawa mendengar logat bicara Dani.
“Ini mah cobaan kecil! Nyatanya dari dulu aku nggak punya pacar biasa aja tuh,” Rizka ikutan nimbrung.
“Kita harusnya berusaha tertawa walaupun hati kita sakit banget,” Vinna hanya tersenyum kecut mendengar pendapat Damar.
“Cowok masih banyak kok, Vinn! Masih ada aku, tenang aja lagi! Kan….”
“Cowok baik di dunia ini banyak, banyak banget malah. Tapi yang aku
sayang sekarang mungkin cuma satu, Grahayudi Lananta.” Vinna memotong
gurauan Maulana. Sementara Abi, Azmi, Gareza, Ikhsan, Tata, dan dua
pasang mata itu menghela nafas. Menyadari bahwa Vinnany Anggita, nggak
akan pernah mungkin rela melepaskan Graha.
Malam minggu, di teras rumah Vinna…
Klakson itu! Nggak mungkin kalau Vinna salah dengar. Itu klakson yang
biasanya Vinna dengar, klakson motor Graha! Ini malam Valentine dan
nggak mungkin Graha ke rumahnya, mereka kan udah putus. Vinna
mengabaikan suara itu, kembali menekuni peralatan make-up di meja
riasnya, bersiap-siap buat acara Valentine without Love di rumah Tata.
“Vinnaa….!” Suara itu! Nggak salah lagi! Vinna melangkah keluar rumah, dan…
“Happy Valentine,
Ay!” Graha memberikan kado dan mengecup kening Vinna. Perlahan, tapi
mampu membuat Vinna bengong dan akhirnya meneteskan air mata.
“Apa maksudnya ini semua?” cecar Vinna.
“Aku tau kita udah putus, Sayang.” Graha mulai serius berbicara,
menghapus air mata Vinna yang mulai turun. “Tapi bukan berarti kita
musuhan, kan? Kita cuma lepas komitmen aja kok, biar kamu dan aku tau
gimana rasanya bebas, dan tanpa beban.” Vinna terdiam, memberi
kesempatan Graha untuk menumpahkan isi hatinya.
“Aku sayang kamu, Ndut! Sekarang, saat ini, dan berharap akan
selamanya.” Singkat, padat, dan jelas. Tapi menyentuh! Vinna terharu.
Menangis sedih karena Vinna tau hubungan ini memang nggak bisa
dilanjutkan. Menangis bahagia karena Vinna sadar bahwa Graha sebenarnya
masih merasakan apa yang Vinna rasakan.
“Aku juga sayang kamu, Grahayudi Lananta-Ku,” Vinna menekankan
ucapannya, dia udah nggak kuat lagi. Vinna menubruk Graha dan langsung
memeluknya. Merasakan kehangatan yang mungkin dalam waktu dekat ini
nggak bisa mereka rasakan kembali.
“Mungkin aku tidaklah sempurna.. tetapi hatiku memilikimu sepanjang umurku,” Graha bernyanyi kecil, membuat Vinna yakin bahwa ini hanya untuk sementara.
Terlihat jelas bahwa hatimu, anugerah terindah yang pernah kumiliki.
No comments:
Post a Comment