Alhamdulillah aku keterima seleksi tahap #1 BEM KM UGM. Seleksi tahap #1 itu semacam seleksi berkas gitu. Suruh buat life mapping, kapan-kapan aku share ya :)
Terus seleksi tahap #2 besok nih di Gelanggang, tepatnya di UKM Judo. Aku dapet jam 8 pagi. Doain yang terbaik ya! Seleksinya suruh buat essay gitu, temanya "Aku dan Indonesia Masa Depan". Nih aku share, semoga bermanfaat dan bisa jadi renungan juga supaya kita sebagai generasi muda bisa ikut berkontribusi untuk masa depan Indonesia.
Aku
dan Indonesia Masa Depan
Indonesia adalah negara
besar yang masih perlu bangkit dari keterpurukan. Bagaimana tidak, dengan
jumlah penduduk hampir 259 juta jiwa dan luas wilayah 1,904,569 km2,
Indonesia masih dalam kategori negara berkembang. Padahal jika ditinjau ulang,
kekayaan alam Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat beragam. Pulau Sumatera memiliki berbagai keanekaragaman hayati yang
luar biasa, Pulau Jawa memiliki konsentrasi gunung berapi
yang sangat tinggi sehingga digolongkan sebagai pulau tersubur di dunia, Pulau
Kalimantan memiliki hutan yang digunakan sebagai paru-paru dunia, Pulau
Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi dan tembaga, Pulau Maluku
kaya akan rempah-rempah, Pulau Bali merupakan tempat wisata yang sangat
terkenal di dunia, dan Pulau Papua adalah surga bagi Indonesia karena sumber
daya alam seperti emas, perak, serta batu bara bisa ditemukan di sana. Indonesia
memilikiwilayahlaut yang sangatluas.
Pada saat beberapa kerjaan masih berjaya, Indonesia disebut-sebut sebagai
negara maritim karena mempunyai armada laut yang sangat kuat.Kekayaan laut
Indonesia juga sangat banyak dan mengagumkan. Banyak hasil-hasil alam dari laut
yang apabila dikelola dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Namun
semua itu ternyata tidak membuat Indonesia mampu menjadi negara maju. Rakyat
Indonesia kebanyakan masih hidup miskin dan belum sejahtera. Hanya beberapa
gelintir orang saja yang bisa menikmati hasil alam dari negeri ini, sisanya
dikuasai oleh pihak asing. Makanya tidak mengherankan jika sampai sekarang
Indonesia masih sering mengimpor produk tertentu yang seharusnya bisa ditemukan
di negeri sendiri. Indonesia memang dikatakan sudah mampu bersaing dengan
negara-negara berkembang lainnya, tetapi jika patokannya adalah negara yang
‘biasa saja’, pada akhirnya kita juga akan menjadi negara yang ‘biasa saja’
pula.
Kemerdekaan
yang diproklamasikan oleh Ir. Soekarno 67 tahun silam rupanya belum membawa
dampak yang begitu berarti bagi bangsa ini. Saat ini, tanah air kita sedang
berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Indonesia seperti dijajah oleh
bangsanya sendiri. Bagaimana tidak, tupai saja melompat tidak akan jatuh
untuk kedua kalinya pada lubang yang sama. Tapi bangsa kita melakukan kesalahan
yang sama untuk kesekian kalinya dan hal itu tidak membuat bangsa kita jera
serta belajar dari kesalahan yang telah dilakukan. Penyimpangan
terhadap segala aspek tetap terjadi di mana-mana, salah satu contohnya adalah
korupsi. Para
koruptor semakin membuat
rakyat sengsara
karena mengambil
hak banyak orang.
Rakyat harus
tertib menjalankan
kewajibannya seperti
membayar pajak
tetapi tidak
mendapatkan hak yang sesuai.
Sementara
itu hukum
Indonesia seperti melindungi orang yang mempunyai uangsehingga sanksi untuk
para koruptor tidak terlalu berat.Aksi menyalurkan aspirasi dari masyarakat
sering dituangkan dengan cara yang salah sehingga memakan korban dan merugikan
banyak pihak. Arusglobalisasi
di Indonesia sering kali
diartikan dengan cara yang salah. Pemuda-pemudi Indonesia cenderung
meniru
tingkah
laku yang buruk
dan
tidak
sesuai
dengan
adat orang timur
pada
umumnya.
Hal
itulah yang membuat
moralitas bangsa Indonesia semakin merosot dan menyebabkan disintregasi bangsa.
Masalah sebenarnya yang dihadapi bangsa
Indonesia adalah kurangnya keberanian untuk berkata iya ataupun berkata tidak,
sehingga memberikan kesempatan kepada negara lain untuk selangkah lebih maju
daripada tanah air kita sendiri. Buruknya mental serta ketidaktegasan yang
dibangun oleh sebagian besar masyarakat Indonesia juga berpengaruh terhadap
perkembangan negera ini karena kita cenderung tidak akan melawan saat apa yang
seharusnya menjadi milik kita dirampas oleh bangsa lain.Uang rakyat dalam
bentuk pajak yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan
masuk ke kantong para pejabat yang tidak bertanggung jawab, sehingga angka
kemiskinan menjadi tinggi dan banyak rakyat yang hidup dibawah garis kesejahteraan.
Pengelolaan BBM yang tidak becus dan tidak transparan semakin memperburuk
kondisi negara. Bicara soal sistem pendidikan, mahalnya biaya untuk sekolah dan
kuliah serta ketidakberesan sistem di dalamnya semakin membuat rakyat dan
bangsa ini lengkap dengan kebobrokan dan penderitaan. Belum lagi pengangguran
yang merajalela serta tingginya harga bahan pangan, menyebabkan kelaparan bagi rakyat
kecil. Hal tersebut tentu meningkatkan angka kriminalitas dan akansemakin
merusak keamanan serta kestabilan negara. Sementara itu pelaksanaan konstitusi Negara tidak sesuai dengan hukum yang berlaku sehingga pemerintahan
Indonesia terkesan menyeleweng. Maksudnya adalah terjadi penyimpangan
berbagai aspek kehidupan,
antara tujuan awal bangsa yang tadinya berasaskan kekeluargaan kini terkesan lebih mementingan perseorangan. Ditambah lagi
krisis kepercayaan terhadap pemimpin karena banyaknya janji-janji yang
diungkapkan tanpa ada satupun yang terealisasi. Apakah kita sebagai generasi penerus
bangsa akan diam saja? Jawabannya tentu saja, tidak. Lantas apa yang harus kita
lakukan?
Sebagai mahasiswa atau mahasiswi yang
kedepannya akan menjadi calon pemimpin bangsa, kita mempunyai beban tanggung
jawab yang besar terhadap Indonesia di masa yang akan datang. Peran serta
keaktifan dalam membangun bangsa ini untuk menjadi lebih baik sangat diperlukan
agar terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dimulai
dari hal yang paling sederhana, misalnya dengan cara memakai produk buatan
dalam negeri. Dengan kita melakukannya maka pangsa pasar Indonesia akan semakin
berkembang sehingga kita tidak perlu impor dari negara lain. Indonesia juga
terkenal dengan kualitas sumber daya manusia yang cukup memadai, sehingga
dengan bantuan mereka juga kita bisa membuat alat yang canggih untuk mengolah
bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi sehingga ekspor
semakin meningkat. Cara lain bisa dilakukan dengan mendukung seluruh kegiatan
positif putra-putri bangsa dalam rangka memproduksi sesuatu yang bermanfaat
untuk negeri ini kelak. Sebagai
generasi
muda
dan
calon
tenaga
ahli, kita
juga bisa mengikuti arus globalisasi ke arah yang lebih positif. Kecanggihan
teknologi bisa kita gunakan untuk kehidupan Indonesia yang lebih baik. Kita tidak boleh selalu mengalah kepada bangsa lain. Pemuda-pemudi Indonesia harus
lebih
menghargai
dan
menghormati
bangsanya
sendiri
terlebih
dahulu
karena
hanya
dengan
cara
itulah Indonesia bias
lebih
dipandang
oleh
negara lain.
Mengubah
Indonesia memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ibarat nasi sudah
menjadi bubur, dia tidak bisa diubah lagi menjadi nasi namun bisa diubah
menjadi bubur ayam spesial. Asal ada niat dan usaha yang sungguh-sungguh kita
pasti bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Sebagai calon farmasis
muda, saya pribadi akan memberikan kontribusi untuk bangsa ini agar semakin
melangkah ke arah yang lebih baik. Salah satunya dengan cara menghentikan impor
obat. Sejauh ini produsen obat di Indonesia masih bergantung pada pangsa pasar
luar negeri, dimana 96%-nya masih mengandalkan impor. Salah
satu strategi yang dikembangkan Kementerian Kesehatan adalah memproduksi bahan
baku obat dari bahan asli sumber daya alam lokal seperti obat herbal. Namun hal
itu belum terlaksana dengan baik karena belum maraknya sosialisasi akan
penggunaan obat herbal tersebut. Obat herbal masih sering dipandang sebelah
mata oleh sebagian masyarakat, maka dari itu tugas kami adalah untuk meyakinkan
sebagian masyarakat tersebut akan kegunaan obat herbal yang bisa diambil dari
hasil kekayaan alam Indonesia, jadi tidak perlu impor. Selain itu, seorang
farmasis harus mengabdikan diri kepada masyarakat. Reorientasi peran farmasis yang
tadinya hanya sebagai ‘compounder and dispenser’ harus bisa menjadi ‘drug
theraphy manager’ dengan kata lain yang tadinya hanya sebagai penjual obat kini
farmasis harus bisa menjual jasa. Hal ini melibatkan tanggung jawab farmasis
untuk menjamin bahwa obat yang diberikan dan digunakan oleh pasien mempunyai
khasiat, keamanan dan kualitas yang baik dan memberikan kontribusi vital bagi
kesehatan pasien. Lingkup profesi farmasi harus lebih mengarah pada “patient-centred
care” terkait di dalamnya konseling, layanan informasi obat, monitoring terapi
obat dan berbagai aspek layanan kefarmasian lainnya sehingga kesehatan tidak
lagi menjadi masalah bagi bangsa ini.
Indonesia masa depan di
mata saya adalah Indonesia yang mandiri
dan
bebas
dari segala bentuk ketidakteraturan yang ada. Indonesia yang mampu bangkit dari
keterpurukan dan mampu membuktikan kepada dunia bahwa kemerdekaan yang
diproklamasikan 67 tahun yang lalu itu tidak sia-sia. Indonesia yang semakin
peduli terhadap pendidikan anak bangsa sehingga mampu melahirkan generasi
penerus yang bisa menghargai dan menghormati bangsanya. Indonesia yang mempunyai tenaga
ahli yang memadai sehingga tidak lagi bergantung pada tenaga ahli luar negeri.
Indonesia yang mampu mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk
seluruh rakyatnya, bukan hanya untuk perseorangan ataupun pihak asing. Indonesia yang mempunyai pemimpin yang
tegas, adil, dan bijaksana sehingga mampu menyejahterakan
rakyatnya
dengan
cara
melaksanaan
pemerataan
pembangunan. Misalnya
memperbanyak
pasar
tradisional
daripada mall-mall besar.Indonesia
yang bersih dan bebas dari korupsi. Indonesia yang tidak takut untuk menghukum
yang salah dan membela yang benar. Indonesia yang melaksanakan hukum
dengan baik dan benar sesuai dengan konstitusi yang ada yang pada dasarnya telah menjadi ideologi bangsa dengan sebenar-benarnya. Rakyat Indonesia harus
semakin
cerdas
untuk
memilah-milah
informasi, jangan
lagi
mudah
dibodohi
oleh
berita-berita yang sejatinya
hanya
untuk
mengalihkan
keburukan
bangsa
kita. Kita juga
tidak boleh selalu berpikir negatif tentang negeri ini, tanamkan sugesti positif dengan cara melakukan tindakan
yang positif pula. Mulailah melihat sekitar dan peduli terhadap hal-hal kecil
yang terlihat sepele. Kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia di masa depan ada di pundak pemuda-pemudi penerus bangsa. Kalau
bukan kita, siapa lagi.
Dea
Arvina Ermacasnia
12/330890/FA/09136
No comments:
Post a Comment