@DiantiKarin
October 23, 2012
October 22, 2012
Pergerakan Mahasiswa Nasional
Hai! Aku habis ikut acara #BSL2 nih yang diselenggarain sama BEM KM UGM 2012. Banyak banget cerita sama ilmu yang aku dapet disana, nanti aku share disini yak!
Kalo postingan sekarang sih masih untuk tugas magang BEM KMFA UGM minggu ketiga, topiknya tentang Pergerakan Mahasiswa Nasional. Selamat membaca! :)
Tahun 1945
Kalo postingan sekarang sih masih untuk tugas magang BEM KMFA UGM minggu ketiga, topiknya tentang Pergerakan Mahasiswa Nasional. Selamat membaca! :)
Pergerakan Mahasiswa Nasional
Mahasiswa merupakan
salah satu elemen penting dalam setiap episode panjang perjalanan perjuangan bangsa
ini. Hal ini tentu saja sangat beralasan mengingat bagaimana pentingnya peran
mahasiswa yang selalu menjadi aktor perubahan dalam setiap momen - momen
bersejarah di Indonesia.
Sejarah mencatat beberapa gerakan mahasiswa
yang dianggap mengubah nasib bangsa dan
dinilai sebagai perjuangan yang sangat monumental, dari mulai munculnya Kebangkitan Nasional hingga
Tragedi 1998, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan.
Berikut ini adalah peran
mahasiswa dalam memajukan peradaban bangsa ini dari masa Penjajahan Belanda,
Masa Penjajahan Jepang, Masa Pemberontakan PKI, Masa Orde Lama, hingga Masa
Orde Baru:
1. Tahun 1908, melahirkan Boedi Oetomo.
2. Tahun 1928, melahirkan Soempah
Pemoeda.
3. Tahun 1945, melahirkan Gerakan
Mahasiswa 45.
4. Tahun 1966, melahirkan Angkatan 66
Orde Baru.
5. Tahun 1974, melahirkan gerakan anti
modal asing Jepang yang disebut Malari 74.
6. Tahun 1978 melahirkan gerakan perlawanan
terhadap Soeharto langsung disebut Gema77/78.
7. Tahun 1998, melahirkan Gerakan
Mahasiswa 98 yang menumbangkan Rezim Soeharto Orde Baru.
Tahun 1908
Pada masa itu, mahasiswa-mahasiswa
dari lembaga pendidikan STOVIA mendirikan sebuah wadah pergerakan pertama di
Indonesia yang bernama Boedi Oetomo, dimana organisasi ini didirikan di Jakarta
pada tanggal 20 Mei 1908.
Wadah ini merupakan
bentuk sikap kritis mahasiswa tersebut terhadap sistem kolonialisme Belanda
yang menurut mereka sudah selayaknya dilawan dan rakyat harus dibebaskan dari
bentuk penguasaan terhadap sumber daya alam yang dilakukan oleh penjajah
terhadap bangsa ini, walaupun terkesan gerakan yang mereka lakukan masih
menunjukkan sifat primordialisme Jawa.
Selain itu, pada tahun
1908 ini juga, mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di perguruan
tinggi di Belanda yaitu Drs. Mhd. Hatta mendirikan organisasi Indische
Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging pada
tahun 1922. Organisasi ini awalnya merupakan suatu wadah kelompok diskusi
mahasiswa yang kemudian orientasi pergerakannya lebih jelas dalam hal politik.
Tahun
1928
Sejarah
berlanjut pada periode berikutnya di tahun 1928. Pada awalnya, mahasiswa di
Surabaya yang bernama Soetomo pada tanggal 19 oktober 1924 mendirikan Kelompok
Studi Indonesia (Indonesische Studie-club). Di tempat yang berbeda, oleh
Soekarno dan kawan - kawannya dari Sekoleah Tinggi Teknik (ITB) di Bandung
beriniisiatif untuk mendirikan Kelompok Studi Umum (Algemeene Studi Club) pada
tanggal 11 Juli 1925.
Pembentukan kedua
kelompok diskusi ini merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap perkembangan
pergerakan politik mahasiswa yang semakin tumpul pada masa itu.
Kemudian pada tahun 1926, terbentuklah organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan organisasi yang berusaha untuk menghimpun seluruh mahasiswa di Indonesia dan lebih menyuarakan yang namanya wawasan kebangsaan dalam diri mahasiswa.
Kemudian pada tahun 1926, terbentuklah organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan organisasi yang berusaha untuk menghimpun seluruh mahasiswa di Indonesia dan lebih menyuarakan yang namanya wawasan kebangsaan dalam diri mahasiswa.
Hal tersebut lah yang
kemudian mereka realisasikan dengan menyelenggarakan sebuah kongres paling
bersejarah dalam dunia kepemudaan mahasiswa di tanah air. Yaitu Kongres Pemuda
II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928 yang kemudian
menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah tersebut.
Tahun 1945
Periode ini merupakan periode
yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia, peran pemuda mahasiswa juga
tidak lepas dan terlihat sangat vital dalam mewujudkan suatu misi besar bangsa
Indonesia pada saat itu yaitu melepaskan diri dari belenggu pejajahan atau
merebut kemerdekaan. Kondisi pergerakan mahasiswa pada saat itu tidak semudah
pada periode - perode sebelumnya.
Secara umum kondisi
pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih
represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan melakukan
pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik, dan hal ini ditindak
lanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk
partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang
mengakibatkan mahasiswa dipecat dan dipenjarakan.
Pada tahun ini juga
tercatat salah satu peristiwa bersejarah, yaitu peristiwa Rangasdengklok, yang
melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang terdiri dari Soekarni dan Chairul Saleh yang
akhirnya terpaksa menculik tokoh proklamator –Soekarno dan Moh. Hatta– sampai
ke Rengasdengklok agar lebih memberikan tekanan kepada mereka untuk lebih cepat
dalam memproklamasikan kemerdekaan.
Tahun
1966
Pada masa
setelah kemerdekaan, mulai bermunculan secara bersamaan organisasi - organisasi
mahasiswa di berbagai kampus. Berawal dari munculnya organisasi mahasiswa yang
dibentuk oleh beberapa mahasiswa di Sekolah Tinggi Islam (STI) di Yogyakarta,
yang dimotori oleh Lafran Pane dengan mendirikan organisasi Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) pada tanggal 5 Februari 1947.
Organisasi ini dibentuk
sebagai wadah pergerakan mahasiswa yang dilatarbelakangi oleh 4 faktor utama
yang meliputi Situasi Dunia Internasional, Situasi NKRI, Kondisi Mikrobiologis
Ummat Islam di Indonesia, Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan.
Selain itu pada tahun yang sama, dibentuk pulalah Perserikatan Perhimpunan
Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang didirikan melalui kongres mahasiswa di Malang.
Lalu pada waktu yang
berikutnya didirikan juga organisasi - organisasi mahasiswa yang lain seperti
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang berhaluan pada ideologi
Marhaenisme Soekarno, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (GAMSOS) yang lebih
cenderung ke ideologi Sosialisme Marxist, dan Concentrasi Gerakan Mahasiswa
Indonesia (CGMI) yang lebih berpandangan komunisme sehingga cenderung lebih
dekat dengan PKI (Partai Komunis Indonesia).
Tahun 1974
Periode ini sangat
berbeda sekali dengan periode sebelumnya di tahun 1966, dimana pada masa
pergerakan mahasiswa tahun 1966 mahasiswa melakukan afiliasi dengan pihak
militer dalam menumpas PKI. Pada periode 1974 ini, mahasiswa justru
berkonfrontasi dengan pihak militer yang mereka anggap telah menjadi alat
penindas bagi rakyat. Gelombang perlawanan bermula sejak dinaikkannya harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dianggap meneyengsarakan rakyat.
Selain itu, isu
pemberantasan korupsi juga dengan lantang digalakkan oleh mahasiswa yang
mendesak agar pemerintah lebih tegas dalam menjerat koruptor yang terdiri dari
pejabat - pejabat pemerintahan saat itu. Melalui pergerakan inilah muncul suatu
gerakan yang disebut "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori oleh Arif
Budiman dan Hariman Siregar yang menyuarakan isu korupsi dan kenaikan BBM.
Menyusul pergerakan mahasiswa yang terus meluas, secara inisisatif mahasiswa
membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai oleh Wilopo.
Namun ketika kebusukan
- kebusukan rezim pemerintahan orde baru terus mencuat di permukaan, dengan
serta merta pemerintah melakukan berbagai rekayasa politik guna meredam protes
massa dan mempertahankan status quo, terlebih menjelang pemilu tahun 1971.
Periode NKK/BKK
Pada masa inilah
pergerakan mahasiswa mulai dimatikan peran dan fungsinya oleh pemerintah, yaitu
sejak terpilihnya Soeharto untuk yang ketiga kalinya melalui Pemilihan Umum.
Maka guna meredam sikap ktiris mahasiswa terhadap pemerintah dan untuk
mempertahankan status quo pemerintahan maka dikeluarkanlah Kebijakan
Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) melalui SK No.0156/U/1978. Konsep ini
mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan
menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat
membahayakan posisi rezim.
Menyusul diadakannya
konsep NKK tersebut maka pemerintah melakukan tindakan pembekuan terhadap
beberapa organisasi Dewan Mahasiswa di beberapa kampus di Indonesia yang
kemudian diganti dengan membentuk struktur organisasi baru yang disebut Badan
Koordinasi Kampus (BKK).
Tahun
1978
Berdasarkan SK menteri
P&K No.037/U/1979 kebijakan ini membahas tentang Bentuk Susunan Lembaga
Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Perguruan Tinggi, dan dimantapkan dengan
penjelasan teknis melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang
pokok-pokok pelaksanaan penataan kembali lembaga kemahasiswaan di Perguruan
Tinggi.
Kebijakan BKK itu
secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan
hanya mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat
Mahasiswa Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Namun
hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada
rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa, yang menurutnya
sebagai wujud tanggung jawab pembentukan, pengarahan, dan pengembangan lembaga
kemahasiswaan.
Sehingga praktis,
kondisi kehidupan mahasiswa dalam melakukan pergerakan politik menjadi lumpuh.
Yang kemudian akhirnya menyebabkan mahasiswa hanya fokus ke urusan akademis dan
menjadi apatis. Terlebih lagi dengan munculnya beberapa organisasi
kemasyarakatan yang pada saat itu justru menjadi alat kepentingan politik
pemerintah. Sehingga tidak heran pada saat itu kondisi rezim semakin kuat dan
tegak.
Tahun
1998
Namun pengekangan
terhadap mahasiswa melalui NKK/BKK tidak bertahan lama. Gejolak krisis moneter
di seluruh dunia telah membuat kondisi perekonomian di Indonesia terguncang
hebat. Hal tersebut ditandai dengan menaiknya angka tukar rupiah terhadap dolar
yang menembus Rp 17.000/Dolar.
Pada tahun inilah demonstrasi
besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa pun semakin merebak dan meluas. Di
Jakarta sendiri, ribuan mahasiswa telah berhasil menduduki gedung MPR/DPR RI
pada tanggal 19 Mei 1998. Atas berbagai tekanan yang terjadi itulah akhirnya
pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00, presiden RI pada saat itu, yaitu Soeharto
resmi mengundurkan diri, dan kemudian menyerahkan jabatannya ke wakil
presidennya yaitu Prof. BJ Habibie, dan lahirlah reformasi.
Mahasiwa juga mempunyai peran yang
sangat penting sebgai Agent Of Change, Social
Control dan Iron Stock. Peran
yang pertama sebagai Agent Of Change adalah
mahasiswa berperan dalam merancang, melaksanakan, dan merealisasikan setiap perubahan- perubahan
menuju kearah yang lebih baik. Mahasiswa di harapkan mampu menjadi penyambung
lidah rakyat terhadap pembuat kebijakan dan penerjemah lapangan terhadap setiap
kebijakan dari pembuat kebijakan. Peran yang kedua sebagai Social Control adalah mahasiswa harus memiliki kepekaan,
kepedulian, dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi
yang teraktual dengan berperan sesuai dengan bidang keilmuan masing- masing.
Mahasiswa diharapkan mampu memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga
mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Peran yang ketiga
adalah Iron Stock, dalam hal ini
mahasiswa diartikan sebagai cadangan masa depan yang mampu menjunjung Tri
Dharma Perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.
Namun pola
yang diambil gerakan mahasiswa cenderung frontal dan tidak memunculkan pola-pola
yang lebih elegan. Ada kesan dalam mahasiswa bahwa bila tidak melakukan aksi
turun ke jalan, demonstrasi, dan mimbar bebas, maka suara mereka tidak akan
didengar oleh pemerintah. Pola extra
parliamentary menjadi pilihan yang paling disukai oleh mahasiswa. Mahasiswa
perlu menyusun kembali landasan bagi pergerakannya. Gerakan mahasiswa jangan
hanya menjadi suatu nuansa yang simbolik, tetapi harus bisa menjadi suatu
gerakan
yang bermanfaat bagi tiga unsur,
yaitu :
1. Gerakan mahasiswa bermanfaat bagi
bangsa dan negara,
2. Gerakan mahasiswa bermanfat bagi
masyarakat,
dari berbagai sumber
October 21, 2012
20:00
Pada reaksi kimia, ketika ada ikatan yang terputus, akan ada ikatan yang terbentuk.
Kinetika Reaksi, Kimia Farmasi Dasar.
October 17, 2012
Pergerakan Mahasiswa UGM
Hai kita ketemu lagi!
Posting kali ini masih dalam rangka tugas magang BEM KMFA, tapi untuk yang minggu kedua. Topiknya adalah Pergerakan Mahasiswa UGM. Langsung dibaca aja ya di bawah sini :)
Posting kali ini masih dalam rangka tugas magang BEM KMFA, tapi untuk yang minggu kedua. Topiknya adalah Pergerakan Mahasiswa UGM. Langsung dibaca aja ya di bawah sini :)
Pergerakan Mahasiswa UGM
Pergerakan mahasiswa UGM mempunyai
alur cerita yang begitu panjang. Para aktivis UGM masa lalu telah mengubah
peradaban mahasiswa Indonesia masa kini. Sejarah pergerakan mahasiswa UGM
dimulai pada
awal tahun 1990 sebagai reaksi penolakan atas dicabutnya kebijakan
NKK/BKK oleh Fuad Hasan, Mendikbud saat itu. Mahasiswa menuntut organisasi
kampus yang mandiri dan bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk
birokrasi kampus. Sehingga tidak mengherankan bila akhirnya berdiri Dewan
Mahasiswa (DEMA) di UGM tahun 1991 yang kemudian diikuti oleh berbagai
perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi
kemahasiswaan alternatif yang independen. Jadi dapat dikatakan UGM sebagai
pelopor pergerakan organisasi mahasiswa yang bebas dari pengaruh birokrasi
kampus dan negara.
Pada saat itu kehadiran
DEMA dikatakan cukup radikal sehingga pemerintah merasa terancam, maka secara
paksa pemerintah menggantinya dengan Senat Mahasiswa (SEMA). Pada 1978 terjadi
demontrasi besar-besaran menolak pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden.
Pasca peristiwa tersebut, pemerintah memberlakukan Normalisasi Kehidupan Kampus
(NKK). Hal itu tidak membuat pergerakan mahasiswa menjadi terhenti. Pada tahun
1980 pemerintah Orde Baru memberlakukan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
BKK menggantikan DEMA yang diketuai oleh Pembantu Rektor III Bagian
Kemahasiswaan. Sementara itu, mahasiswa dikonsentrasikan di tingkat fakultas di
bawah Senat Mahasiswa (SEMA) dan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) tingkat
fakultas tanpa adanya pola koordinasi dan komunikasi di tingkat universitas.
Pada kurun waktu 1987 – 1989, BKK diganti menjadi Forum Komunikasi SEMA BPM
se-UGM. Kemudian pada kurun waktu 1989 – 1990 setelah diadakannya pemilu SEMA
BPM, keberadaan Forum Komunikasi SEMA BPM diperluas dengan merangkul Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selanjutnya, berkembang lagi menjadi Forum Komunikasi
Kegiatan Mahasiswa (FKM) yang disahkan dengan SK Rektor.
Seiring waktu FKM
diganti menjadi kembali menjadi Senat Mahasiswa (SM) pada Kongres I SM UGM
tahun 1990. Tahun 1992 dilaksanakan Kongres II SM UGM yang merupakan tonggak
lahirnya Keluarga Mahasiswa (KM) UGM. Hal tersebut tidak berjalan dengan mulus,
namun banyak dilakukan perbaikan salah satunya dengan memposisikan Senat
Mahasiswa sebagai Lembaga Legislatif, Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai Lembaga
Eksekutif, dan Kongres sebagai Forum Pemegang Kedaulatan Tertinggi mahasiswa
UGM. Kongres IV SM UGM yang diselenggarakan pada 1994 menetapkan adanya
pemisahan UKM dari KM UGM. Sejak saat itu, UKM menjadi entitas tersendiri yang
bertanggung jawab langsung pada rektorat. Dalam kongres tersebut juga sebagian
besar peserta melontarkan ide untuk menghidupkan kembali DEMA sebagai pengganti
KM UGM. Menurut mereka independensi DEMA lebih menjanjikan daripada KM UGM.
Tapi akhirnya bentuk KM UGM tetap dipertahankan dengan melakukan berbagai
pengembangan dan penyempurnaan. Selanjutnya, ditetapkan juga bahwa BEM UGM
sebagai Lembaga Eksekutif yang bertanggung jawab pada Kongres.
Peran mahasiswa UGM
dalam pergerakan nasional sangat banyak. Salah satu mahasiswa Fakultas Filsafat
UGM bernama Andi Munajat menciptakan lagu berjudul Darah Juang. Lagu ini
dikerjakan bersama John Sonny Tobing, Ketua KM UGM pertama, yang merupakan mahasiswa
Fakultas Filsafat UGM tahun 1990. Konon ceritanya lagu ini adalah lagu
perjuangan mahasiswa Indonesia yang lahir pada masa tumbangnya orde baru atau
lahirnya reformasi. Lagu ini sekarang sering dinyanyikan mahasiswa-mahasiswa,
tak hanya di Yogyakarta, tapi juga di kota-kota lain. Seorang aktivis alumni Fakultas
Hukum bernama Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri juga memiliki peran yang
sangat penting dalam pergerakan mahasiswa UGM masa itu. Beliau adalah salah
satu pelopor diadakannya KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Kita sebagai generasi
masa depan harus bisa meneruskan perjuangan generasi sebelumnya yang telah
melakukan banyak perubahan untuk kampus bahkan untuk negeri kita tercinta.
Marilah segala aktivitas di dalam gerakan organisasi mahasiswa yang kita tekuni
murni didasarkan pada keinginan untuk melakukan perubahan kondisi yang lebih
baik, jangan hanya sekadar sebagai batu loncatan meraih kekuasaan atau
kedekatan politik dengan pusat kekuasaan saja. Masa depan rakyat, bangsa dan
negara yang adil, makmur, dan sejahtera ada di tangan kita.
Hidup Mahasiswa
Gadjah Mada!
dari berbagai sumber
October 14, 2012
Kenangan Lama
Hai!
Tebak aku nemu apa? JENG JENG JENG JENG!!! Salah satu cerpen yang pernah di tempel di majalah dinding pas SMP. Bikin keinget, bikin cekikikan, bikin mikir "buset ternyata jalan cerita 3 bulan yang lalu hampir sama kayak 3 tahun yang lalu." Hahahaha sial~ nih bentukannya tulisan seorang Dea sewaktu kelas 3 SMP. Jangan ketawa...maksudnya jangan ketawa pelan, ngekek aja! :p
Tebak aku nemu apa? JENG JENG JENG JENG!!! Salah satu cerpen yang pernah di tempel di majalah dinding pas SMP. Bikin keinget, bikin cekikikan, bikin mikir "buset ternyata jalan cerita 3 bulan yang lalu hampir sama kayak 3 tahun yang lalu." Hahahaha sial~ nih bentukannya tulisan seorang Dea sewaktu kelas 3 SMP. Jangan ketawa...maksudnya jangan ketawa pelan, ngekek aja! :p
Valentine without Love
“Aaaaargh! Valentine gagal gara-gara kamu! Huh! Kenapa semua harus
berakhir secepat ini? Aku tau kamu bosen sama aku, tapi seenggaknya kamu
ngertiin aku dong!” Vinna marah-marah sendiri sambil menatap foto
pacarnya atau lebih tepatnya mantan pacarnya, Graha.
“Sabaaaar, aduh sabar sayaang. Lagian masih banyak yang suka sama
kamu kan? Koleksi mantanmu kan banyak tuh, bisa dibuat kesebelasan
malah,” Tata berusaha membangkitkan semangat sahabatnya itu.
“Tapi ini beda! Dia pacar terlamaku! Setahun! Bayangin, Ta! Setahun
itu bukan waktu yang singkat!” Kecewa. Kesal. Dan marah. “Lagian ini
mau valentine, oh shit! This is my fucklentine now!”
“Pasti ada hikmahnya kali, Vinn! Udah tenang aja kali, Graha juga
nggak bakal mau lah ngelepas kamu sepenuhnya. Paling dia juga sama kayak
mantanmu yang lain.”
Vinna terdiam. Miss Perfect,
julukan buat dia selama ini kini cuma tinggal bayang-bayang! Gimang
enggak? Seorang Vinnany Anggita menangis cuma karena Grahayudi Lananta,
pemain basket andalan SMA Bangsa.
Kasihku, sampai disini
Kisah kita, jangan tangisi keadaannya
Bukan karena kita berbeda
Dengarkan dengarkan lagu
Lagu ini melodi rintihan hati ini
Kisah kita …..
“Berakhiiirrr
di Januari….” Vinna dan Tata mengikutinya. Kompak. Namun dengan
ekspresi yang berbeda. Tata dengan senyuman seolah mengejek dan berkata
masih-ada-cowok-yang-lebih-baik-dari-Graha, dan Vinna yang terus
menyanyikan lagu itu dengan terisak.
“Nah!
Tuh si Glenn Ferdly aja bilang jangan tangisi keadaannya. Udahlah!
Stop! Vinna Miss Nyaris Sempurna nangis gara-gara cowok? Nggak banget
deh!”
“Radio
sialan! Udah tau aku lagi patah hati gini malah nyetel lagu metal
begitu!” Vinna ngomel-ngomel sendiri. Marah nggak jelas yang cuma bakal
buang-buang tenaga.
Dua minggu kemudian…
Vinna is back! Miss Perfect yang dulu ceria kini udah kembali. Valentine tinggal sehari lagi. Vinna udah punya planning khusus buat ngerayain Valentine yang datang tepat di hari sabtu, malam minggu. HUH! Udah dua kali hari sabtu dilewati Vinna tanpa Graha, tanpa motor gedenya yang selalu mengklakson Vinna sebagai tanda bahwa Graha sudah berada di depan rumahnya. Sepi. Itu yang dirasakan Vinna. Mencoba tersenyum dihadapan teman-teman baiknya nggak sulit kok, berpura-pura melupakan Graha dan mencuri pandang saat Graha bermain basket juga mudah. Hanya saja kini hatinya kosong. No ay no ndut, panggilan sayang dari Graha buat Vinna. Nggak ada lagi yang nanyain, “Ay, udah makan belom? Aku nggak mau ya kamu merintih kesakitan gara-gara perutmu lupa diisi.” Nggak ada lagi yang bilang, “Good night, nice dream, sleep tight, I’ll always love you.” Vinna tersenyum miris, merindukan saat-saat itu. Saat dimana Graha merasakan apa yang Vinna rasakan. Saat dimana hati mereka berdua menyatu.
Vinna is back! Miss Perfect yang dulu ceria kini udah kembali. Valentine tinggal sehari lagi. Vinna udah punya planning khusus buat ngerayain Valentine yang datang tepat di hari sabtu, malam minggu. HUH! Udah dua kali hari sabtu dilewati Vinna tanpa Graha, tanpa motor gedenya yang selalu mengklakson Vinna sebagai tanda bahwa Graha sudah berada di depan rumahnya. Sepi. Itu yang dirasakan Vinna. Mencoba tersenyum dihadapan teman-teman baiknya nggak sulit kok, berpura-pura melupakan Graha dan mencuri pandang saat Graha bermain basket juga mudah. Hanya saja kini hatinya kosong. No ay no ndut, panggilan sayang dari Graha buat Vinna. Nggak ada lagi yang nanyain, “Ay, udah makan belom? Aku nggak mau ya kamu merintih kesakitan gara-gara perutmu lupa diisi.” Nggak ada lagi yang bilang, “Good night, nice dream, sleep tight, I’ll always love you.” Vinna tersenyum miris, merindukan saat-saat itu. Saat dimana Graha merasakan apa yang Vinna rasakan. Saat dimana hati mereka berdua menyatu.
“Tuhan
bila masih ku diberi kesempatan.. ijinkan aku untuk mencintainya.. namun
bila waktuku telah habis dengannya.. biarkan cinta ini.. hidup untuk
sekali ini saja.” Vinna terkejut, dia pikir ini masih dalam khayalannya. Suara nyanyian koor
itu mampu membuat bibir Vinna tersungging. Abi, Azmi, Boby, Damar,
Dani, Dion, Gareza, Ikhsan, Maulana, Rizka, dan Efrida –yang lebih
sering Vinna panggil dengan nama Tata- telah bersusah payah menghibur
Vinna.
“Makasih, kalian semua baik,” kata Vinna pelan.
“Makanya jangan sedih terus, mending happy,” Boby berpendapat.
“Yap! Tenangno Pikermu.” Kali ini Dani. Mau nggak mau Vinna tertawa mendengar logat bicara Dani.
“Ini mah cobaan kecil! Nyatanya dari dulu aku nggak punya pacar biasa aja tuh,” Rizka ikutan nimbrung.
“Kita harusnya berusaha tertawa walaupun hati kita sakit banget,” Vinna hanya tersenyum kecut mendengar pendapat Damar.
“Cowok masih banyak kok, Vinn! Masih ada aku, tenang aja lagi! Kan….”
“Cowok baik di dunia ini banyak, banyak banget malah. Tapi yang aku
sayang sekarang mungkin cuma satu, Grahayudi Lananta.” Vinna memotong
gurauan Maulana. Sementara Abi, Azmi, Gareza, Ikhsan, Tata, dan dua
pasang mata itu menghela nafas. Menyadari bahwa Vinnany Anggita, nggak
akan pernah mungkin rela melepaskan Graha.
Malam minggu, di teras rumah Vinna…
Klakson itu! Nggak mungkin kalau Vinna salah dengar. Itu klakson yang
biasanya Vinna dengar, klakson motor Graha! Ini malam Valentine dan
nggak mungkin Graha ke rumahnya, mereka kan udah putus. Vinna
mengabaikan suara itu, kembali menekuni peralatan make-up di meja
riasnya, bersiap-siap buat acara Valentine without Love di rumah Tata.
“Vinnaa….!” Suara itu! Nggak salah lagi! Vinna melangkah keluar rumah, dan…
“Happy Valentine,
Ay!” Graha memberikan kado dan mengecup kening Vinna. Perlahan, tapi
mampu membuat Vinna bengong dan akhirnya meneteskan air mata.
“Apa maksudnya ini semua?” cecar Vinna.
“Aku tau kita udah putus, Sayang.” Graha mulai serius berbicara,
menghapus air mata Vinna yang mulai turun. “Tapi bukan berarti kita
musuhan, kan? Kita cuma lepas komitmen aja kok, biar kamu dan aku tau
gimana rasanya bebas, dan tanpa beban.” Vinna terdiam, memberi
kesempatan Graha untuk menumpahkan isi hatinya.
“Aku sayang kamu, Ndut! Sekarang, saat ini, dan berharap akan
selamanya.” Singkat, padat, dan jelas. Tapi menyentuh! Vinna terharu.
Menangis sedih karena Vinna tau hubungan ini memang nggak bisa
dilanjutkan. Menangis bahagia karena Vinna sadar bahwa Graha sebenarnya
masih merasakan apa yang Vinna rasakan.
“Aku juga sayang kamu, Grahayudi Lananta-Ku,” Vinna menekankan
ucapannya, dia udah nggak kuat lagi. Vinna menubruk Graha dan langsung
memeluknya. Merasakan kehangatan yang mungkin dalam waktu dekat ini
nggak bisa mereka rasakan kembali.
“Mungkin aku tidaklah sempurna.. tetapi hatiku memilikimu sepanjang umurku,” Graha bernyanyi kecil, membuat Vinna yakin bahwa ini hanya untuk sementara.
Terlihat jelas bahwa hatimu, anugerah terindah yang pernah kumiliki.
October 13, 2012
Aku dan Indonesia Masa Depan
Haihaihai! :D
Alhamdulillah aku keterima seleksi tahap #1 BEM KM UGM. Seleksi tahap #1 itu semacam seleksi berkas gitu. Suruh buat life mapping, kapan-kapan aku share ya :)
Terus seleksi tahap #2 besok nih di Gelanggang, tepatnya di UKM Judo. Aku dapet jam 8 pagi. Doain yang terbaik ya! Seleksinya suruh buat essay gitu, temanya "Aku dan Indonesia Masa Depan". Nih aku share, semoga bermanfaat dan bisa jadi renungan juga supaya kita sebagai generasi muda bisa ikut berkontribusi untuk masa depan Indonesia.
Alhamdulillah aku keterima seleksi tahap #1 BEM KM UGM. Seleksi tahap #1 itu semacam seleksi berkas gitu. Suruh buat life mapping, kapan-kapan aku share ya :)
Terus seleksi tahap #2 besok nih di Gelanggang, tepatnya di UKM Judo. Aku dapet jam 8 pagi. Doain yang terbaik ya! Seleksinya suruh buat essay gitu, temanya "Aku dan Indonesia Masa Depan". Nih aku share, semoga bermanfaat dan bisa jadi renungan juga supaya kita sebagai generasi muda bisa ikut berkontribusi untuk masa depan Indonesia.
Aku
dan Indonesia Masa Depan
Indonesia adalah negara
besar yang masih perlu bangkit dari keterpurukan. Bagaimana tidak, dengan
jumlah penduduk hampir 259 juta jiwa dan luas wilayah 1,904,569 km2,
Indonesia masih dalam kategori negara berkembang. Padahal jika ditinjau ulang,
kekayaan alam Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat beragam. Pulau Sumatera memiliki berbagai keanekaragaman hayati yang
luar biasa, Pulau Jawa memiliki konsentrasi gunung berapi
yang sangat tinggi sehingga digolongkan sebagai pulau tersubur di dunia, Pulau
Kalimantan memiliki hutan yang digunakan sebagai paru-paru dunia, Pulau
Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi dan tembaga, Pulau Maluku
kaya akan rempah-rempah, Pulau Bali merupakan tempat wisata yang sangat
terkenal di dunia, dan Pulau Papua adalah surga bagi Indonesia karena sumber
daya alam seperti emas, perak, serta batu bara bisa ditemukan di sana. Indonesia
memilikiwilayahlaut yang sangatluas.
Pada saat beberapa kerjaan masih berjaya, Indonesia disebut-sebut sebagai
negara maritim karena mempunyai armada laut yang sangat kuat.Kekayaan laut
Indonesia juga sangat banyak dan mengagumkan. Banyak hasil-hasil alam dari laut
yang apabila dikelola dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Namun
semua itu ternyata tidak membuat Indonesia mampu menjadi negara maju. Rakyat
Indonesia kebanyakan masih hidup miskin dan belum sejahtera. Hanya beberapa
gelintir orang saja yang bisa menikmati hasil alam dari negeri ini, sisanya
dikuasai oleh pihak asing. Makanya tidak mengherankan jika sampai sekarang
Indonesia masih sering mengimpor produk tertentu yang seharusnya bisa ditemukan
di negeri sendiri. Indonesia memang dikatakan sudah mampu bersaing dengan
negara-negara berkembang lainnya, tetapi jika patokannya adalah negara yang
‘biasa saja’, pada akhirnya kita juga akan menjadi negara yang ‘biasa saja’
pula.
Kemerdekaan
yang diproklamasikan oleh Ir. Soekarno 67 tahun silam rupanya belum membawa
dampak yang begitu berarti bagi bangsa ini. Saat ini, tanah air kita sedang
berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Indonesia seperti dijajah oleh
bangsanya sendiri. Bagaimana tidak, tupai saja melompat tidak akan jatuh
untuk kedua kalinya pada lubang yang sama. Tapi bangsa kita melakukan kesalahan
yang sama untuk kesekian kalinya dan hal itu tidak membuat bangsa kita jera
serta belajar dari kesalahan yang telah dilakukan. Penyimpangan
terhadap segala aspek tetap terjadi di mana-mana, salah satu contohnya adalah
korupsi. Para
koruptor semakin membuat
rakyat sengsara
karena mengambil
hak banyak orang.
Rakyat harus
tertib menjalankan
kewajibannya seperti
membayar pajak
tetapi tidak
mendapatkan hak yang sesuai.
Sementara
itu hukum
Indonesia seperti melindungi orang yang mempunyai uangsehingga sanksi untuk
para koruptor tidak terlalu berat.Aksi menyalurkan aspirasi dari masyarakat
sering dituangkan dengan cara yang salah sehingga memakan korban dan merugikan
banyak pihak. Arusglobalisasi
di Indonesia sering kali
diartikan dengan cara yang salah. Pemuda-pemudi Indonesia cenderung
meniru
tingkah
laku yang buruk
dan
tidak
sesuai
dengan
adat orang timur
pada
umumnya.
Hal
itulah yang membuat
moralitas bangsa Indonesia semakin merosot dan menyebabkan disintregasi bangsa.
Masalah sebenarnya yang dihadapi bangsa
Indonesia adalah kurangnya keberanian untuk berkata iya ataupun berkata tidak,
sehingga memberikan kesempatan kepada negara lain untuk selangkah lebih maju
daripada tanah air kita sendiri. Buruknya mental serta ketidaktegasan yang
dibangun oleh sebagian besar masyarakat Indonesia juga berpengaruh terhadap
perkembangan negera ini karena kita cenderung tidak akan melawan saat apa yang
seharusnya menjadi milik kita dirampas oleh bangsa lain.Uang rakyat dalam
bentuk pajak yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan
masuk ke kantong para pejabat yang tidak bertanggung jawab, sehingga angka
kemiskinan menjadi tinggi dan banyak rakyat yang hidup dibawah garis kesejahteraan.
Pengelolaan BBM yang tidak becus dan tidak transparan semakin memperburuk
kondisi negara. Bicara soal sistem pendidikan, mahalnya biaya untuk sekolah dan
kuliah serta ketidakberesan sistem di dalamnya semakin membuat rakyat dan
bangsa ini lengkap dengan kebobrokan dan penderitaan. Belum lagi pengangguran
yang merajalela serta tingginya harga bahan pangan, menyebabkan kelaparan bagi rakyat
kecil. Hal tersebut tentu meningkatkan angka kriminalitas dan akansemakin
merusak keamanan serta kestabilan negara. Sementara itu pelaksanaan konstitusi Negara tidak sesuai dengan hukum yang berlaku sehingga pemerintahan
Indonesia terkesan menyeleweng. Maksudnya adalah terjadi penyimpangan
berbagai aspek kehidupan,
antara tujuan awal bangsa yang tadinya berasaskan kekeluargaan kini terkesan lebih mementingan perseorangan. Ditambah lagi
krisis kepercayaan terhadap pemimpin karena banyaknya janji-janji yang
diungkapkan tanpa ada satupun yang terealisasi. Apakah kita sebagai generasi penerus
bangsa akan diam saja? Jawabannya tentu saja, tidak. Lantas apa yang harus kita
lakukan?
Sebagai mahasiswa atau mahasiswi yang
kedepannya akan menjadi calon pemimpin bangsa, kita mempunyai beban tanggung
jawab yang besar terhadap Indonesia di masa yang akan datang. Peran serta
keaktifan dalam membangun bangsa ini untuk menjadi lebih baik sangat diperlukan
agar terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dimulai
dari hal yang paling sederhana, misalnya dengan cara memakai produk buatan
dalam negeri. Dengan kita melakukannya maka pangsa pasar Indonesia akan semakin
berkembang sehingga kita tidak perlu impor dari negara lain. Indonesia juga
terkenal dengan kualitas sumber daya manusia yang cukup memadai, sehingga
dengan bantuan mereka juga kita bisa membuat alat yang canggih untuk mengolah
bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi sehingga ekspor
semakin meningkat. Cara lain bisa dilakukan dengan mendukung seluruh kegiatan
positif putra-putri bangsa dalam rangka memproduksi sesuatu yang bermanfaat
untuk negeri ini kelak. Sebagai
generasi
muda
dan
calon
tenaga
ahli, kita
juga bisa mengikuti arus globalisasi ke arah yang lebih positif. Kecanggihan
teknologi bisa kita gunakan untuk kehidupan Indonesia yang lebih baik. Kita tidak boleh selalu mengalah kepada bangsa lain. Pemuda-pemudi Indonesia harus
lebih
menghargai
dan
menghormati
bangsanya
sendiri
terlebih
dahulu
karena
hanya
dengan
cara
itulah Indonesia bias
lebih
dipandang
oleh
negara lain.
Mengubah
Indonesia memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ibarat nasi sudah
menjadi bubur, dia tidak bisa diubah lagi menjadi nasi namun bisa diubah
menjadi bubur ayam spesial. Asal ada niat dan usaha yang sungguh-sungguh kita
pasti bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Sebagai calon farmasis
muda, saya pribadi akan memberikan kontribusi untuk bangsa ini agar semakin
melangkah ke arah yang lebih baik. Salah satunya dengan cara menghentikan impor
obat. Sejauh ini produsen obat di Indonesia masih bergantung pada pangsa pasar
luar negeri, dimana 96%-nya masih mengandalkan impor. Salah
satu strategi yang dikembangkan Kementerian Kesehatan adalah memproduksi bahan
baku obat dari bahan asli sumber daya alam lokal seperti obat herbal. Namun hal
itu belum terlaksana dengan baik karena belum maraknya sosialisasi akan
penggunaan obat herbal tersebut. Obat herbal masih sering dipandang sebelah
mata oleh sebagian masyarakat, maka dari itu tugas kami adalah untuk meyakinkan
sebagian masyarakat tersebut akan kegunaan obat herbal yang bisa diambil dari
hasil kekayaan alam Indonesia, jadi tidak perlu impor. Selain itu, seorang
farmasis harus mengabdikan diri kepada masyarakat. Reorientasi peran farmasis yang
tadinya hanya sebagai ‘compounder and dispenser’ harus bisa menjadi ‘drug
theraphy manager’ dengan kata lain yang tadinya hanya sebagai penjual obat kini
farmasis harus bisa menjual jasa. Hal ini melibatkan tanggung jawab farmasis
untuk menjamin bahwa obat yang diberikan dan digunakan oleh pasien mempunyai
khasiat, keamanan dan kualitas yang baik dan memberikan kontribusi vital bagi
kesehatan pasien. Lingkup profesi farmasi harus lebih mengarah pada “patient-centred
care” terkait di dalamnya konseling, layanan informasi obat, monitoring terapi
obat dan berbagai aspek layanan kefarmasian lainnya sehingga kesehatan tidak
lagi menjadi masalah bagi bangsa ini.
Indonesia masa depan di
mata saya adalah Indonesia yang mandiri
dan
bebas
dari segala bentuk ketidakteraturan yang ada. Indonesia yang mampu bangkit dari
keterpurukan dan mampu membuktikan kepada dunia bahwa kemerdekaan yang
diproklamasikan 67 tahun yang lalu itu tidak sia-sia. Indonesia yang semakin
peduli terhadap pendidikan anak bangsa sehingga mampu melahirkan generasi
penerus yang bisa menghargai dan menghormati bangsanya. Indonesia yang mempunyai tenaga
ahli yang memadai sehingga tidak lagi bergantung pada tenaga ahli luar negeri.
Indonesia yang mampu mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk
seluruh rakyatnya, bukan hanya untuk perseorangan ataupun pihak asing. Indonesia yang mempunyai pemimpin yang
tegas, adil, dan bijaksana sehingga mampu menyejahterakan
rakyatnya
dengan
cara
melaksanaan
pemerataan
pembangunan. Misalnya
memperbanyak
pasar
tradisional
daripada mall-mall besar.Indonesia
yang bersih dan bebas dari korupsi. Indonesia yang tidak takut untuk menghukum
yang salah dan membela yang benar. Indonesia yang melaksanakan hukum
dengan baik dan benar sesuai dengan konstitusi yang ada yang pada dasarnya telah menjadi ideologi bangsa dengan sebenar-benarnya. Rakyat Indonesia harus
semakin
cerdas
untuk
memilah-milah
informasi, jangan
lagi
mudah
dibodohi
oleh
berita-berita yang sejatinya
hanya
untuk
mengalihkan
keburukan
bangsa
kita. Kita juga
tidak boleh selalu berpikir negatif tentang negeri ini, tanamkan sugesti positif dengan cara melakukan tindakan
yang positif pula. Mulailah melihat sekitar dan peduli terhadap hal-hal kecil
yang terlihat sepele. Kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia di masa depan ada di pundak pemuda-pemudi penerus bangsa. Kalau
bukan kita, siapa lagi.
Dea
Arvina Ermacasnia
12/330890/FA/09136
Subscribe to:
Posts (Atom)